Karsa.id – Pemerintah Argentina mengumumkan untuk pertama kalinya inflasi tahunan tembus 100 persen per Februari 2023. Ini menjadi rekor tertinggi sejak hiperinflasi pada 1990-an atau tiga dekade lalu.
Badan Pusat Statistik Argentina (INDEC) melaporkan inflasi tahunan per Februari 2023 mencapai 102,5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan inflasi bulanan per Februari sebesar 6,6 persen, serta meningkat 13,1 persen sejak awal tahun (year to date).
Data tersebut juga menyebut makanan dan minuman sebagai penyumbang inflasi terbesar, yakni 9,8 persen dibanding Januari lalu, diikuti oleh IT dan komunikasi sebesar 7,8 persen dan perhotelan 7,5 persen.
Dilaporkan CNN Business, warga Argentina terpukul dengan rangkaian inflasi selama 13 bulan berturut-turut yang melanda negara Amerika Selatan itu. Pasalnya, tingkat inflasi bulanan yang dianggap masih di ambang batas sehat berada di level 4 persen.
Untuk mengendalikan kenaikan harga-harga dan depresiasi peso Argentina, Presiden Alberto Fernandez memberi sejumlah subsidi perlindungan nilai tukar mata uang asing bagi sektor bisnis tertentu. Harapannya, pengusaha bisa membeli dolar AS yang lebih murah di pasar uang.
Ada program subsidi Dollar Malbec untuk produsen anggur, Dollar Qatar untuk agensi yang menjual paket tur ke Piala Dunia FIFA 2022, serta Dollar Coldplay untuk penyelenggara konser.
Pada akhir 2022, inflasi negara ini mencapai 95 persen dan diproyeksi tetap naik pada 2023 meskipun pemerintah berupaya mengatasinya.
Negara Amerika Selatan ini bertahun-tahun memang berjuang melawan inflasi tinggi. Warganya harus memutar otak di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok. Masyarakat terpaksa mengubah kebiasaan dan mengurangi belanja barang tersier.